Blogger Cerdas Pasti Tahu Penggunaan Gaya Bahasa / Majas
Blogger Cerdas Pasti Tahu Penggunaan Gaya Bahasa - Pengetahuan seorang blogger pada penggunaan tata bahasa, menurut hemat saya akan memperkaya kualitas bloggingnya. Salah satunya dengan menguasai pengetahuan pada penggunaan gaya bahasa atau yang disebut juga dengan majas. Apabila kita paham mengenai gaya bahasa ini, saya rasa kita bisa memainkan peran kata-kata secara lihai dan lugas untuk menimbulkan efek tertentu pada benak si pembaca sesuai dengan apa yang kita mau sampaikan. Karena apa yang mau kita sampaikan akan sangat penting untuk dipahami pembaca artikel kita. Fungsi artikel yang kita buat pada intinya pasti ingin menyampaikan informasi atau gagasan yang bisa diakses oleh publik. Karena itu, menjadi perhatian penting, kita bisa membuat sebuah penyampaian informasi secara berkualitas baik dari segi isi dan cara menyampaikannya dengan gaya bahasa yang bisa diterima oleh pembaca kita.
Gaya Bahasa / Majas |
Majas atau gaya bahasa yaitu pemanfaatan kekayaan bahasa, pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu yang membuat sebuah karya sastra semakin hidup, keseluruhan ciri bahasa sekelompok penulis sastra dan cara khas dalam menyampaikan pikiran dan perasaan, baik secara lisan maupun tertulis.
Secara global gaya bahasa dibagi menjadi 4 bagian, yaitu :
1. Gaya Bahasa Penegasan
2. Gaya Bahasa Perbandingan
3. Gaya Bahasa Pertentangan
4. Gaya Bahasa Sindiran
Gaya Bahasa Penegasan intinya untuk memberi penegasan terhadap maksud kata ataupun sekelompok kalimat yang kita tulis. untuk memahami gaya bahasa yang satu ini secara detil, kita perlu memahami jenis-jenisnya juga. gaya bahasa penegasan ini terbagi dalam 13 jenis : Pertama adalah Pleonasme, cara menggunakan jenis gaya bahasa penegasan ini dengan menggunakan kata tambahan yang sebenarnya tidak perlu, karena kata sebelumnya sudah menerangkan dan memberi pemahaman terhadap maksud dan tujuannya. Kedua adalah Repetisi, penggunaan gaya bahasa ini dengan cara mengulang kata yang sudah diucapkan berkali-kali untuk bisa menimbulkan kesan yang lebih tegas, mantap dan menarik. Contohnya sering dipakai ketika seseorang berpidato. Ketiga adalah Paralelisme, gaya bahasa ini biasa digunakan untuk membuat puisi. Gaya bahasa ini juga terdapat 2 jenis, yaitu anapora dan epipora. Anapora sendiri jenis gaya bahasa paralelisme yang menggunakannya dengan cara menempatkan kata atau kelompok kata yang sama di depan tiap-tiap larik dalam puisi secara berulang-ulang, Sedangkan untuk epipora menempatkan kata atau kelompok kata yang sama pada akhir larik dalam sebuah puisi. Keempat adalah Tautologi adalah gaya bahasa penegasan dengan menggunakan kata beberapa kali dalam sebuah kalimat. Kelima adalah Klimaks, penggunaan gaya bahasa ini dengan mengungkapkan sesuatu hal secara berturut-turut, semakin lama semakin memuncak. Keenam adalah Antiklimaks, jenis gaya bahasa ini kebalikan dari gaya bahasa penegasan jenis klimaks. Gaya bahasa antiklimaks mengungkapkan sesuatu hal yang semakin lama semakin turun dan melemah. Ketujuh adalah Retoris, gaya bahasa penegasan dengan cara mengajukan. Kedelapan adalah Koreksio, gaya penegasan yang penyampaiannya untuk memberikan koreksi pada kata-kata yang salah sebelumnya. Kesembilan adalah Asindenton, gaya bahasa penegasan dengan menggunakan satu peristiwa agar maksud kalimat yang disampaikan lebih jelas dan lugas maknanya. Kesepuluh adalah Polisendeton, gaya bahasa penegasan ini menyatakan beberapa perbuatan atau benda secara berturut-turut dan tentunya satu sama lain masih berhubungan. Kesebelas adalah Interupsi, gaya bahasa penegasan yang penggunaannya dengan menggunakan kata atau bagian kata yang diselipkan di antara kalimat pokok, dengan maksud lebih menekankan bagian kalimat sebelumnya. Kedua belas adalah Praterito adalah jenis gaya bahasa penegasan yang penggunaannya dengan menyembunyikan sesuatu maksud karena diasumsikan orang lain baik itu pembaca atau pendengar sudah memahaminya. Ketiga belas adalah Enumerasio, gaya bahasa yang menyatakan atau menggambarkan suatu peristiwa secara lugas dan jelas.
Gaya Bahasa Perbandingan digunakan untuk membandingkan sesuatu dengan yang lainnya. Gaya bahasa perbandingan ini juga terdapat beberapa jenis, di antaranya sebagai berikut : Pertama adalah Metafora, gaya bahasa yang menggunakan kata-kata bukan arti sesungguhnya, melainkan sebagai kiasan/lukisan/gambaran yang berdasarkan pada persamaan atau perbandingan. Kedua adalah Personifikasi, jenis bahasa perbandingan ini membandingkan benda mati atau yang tidak bergerak seolah-olah bernyawa ( berperilaku seperti manusia ). Ketiga adalah Asosiasi adalah gaya bahasa perbandingan yang membandingkan sesuatu dengan keadaan lain yang sejalan dengan gambaran sifatnya. Keempat adalah Alegori, penggunaan gaya bahasa ini dengan cara memilki kesatuan yang menyeluruh, biasanya untuk membandingkan antara tingkah laku binatang dengan tingkah laku manusia atau lebih tepatnya gaya bahasa ini merupakan gaya bahasa yang memanusiakan binatang. Kelima adalah Parabel adalah gaya bahasa perbandingan yang menggunakan perumpamaan dalam kehidupan nyata. Keenam adalah Tropen adalah gaya bahasa perbandingan yang membandingkan suatu perbuatan dengan kata-kata lain yang mengandung pengertian yang sejalan untuk menggambarkan perbuatan tersebut. Ketujuh adalah Metonomia adalah gaya bahasa perbandingan yang penggunaannya berupa penggunaan nama ciri yang dikaitkan dengan nama orang atau benda. Kedelapan adalah Litotes adalah gaya bahasa perbandingan yang fungsinya untuk memperkecil sesuatu atau melemahkan dan menyatakannya secara kebalikan. Kesembilan adalah Sinekdok adalah gaya bahasa perbandingan yang menyebutkan nama bagian sebagai pengganti nama keseluruhan atau kebalikannya, menyebutkan nama keseluruhan sebagai pengganti nama bagiannya. Bisa juga gaya bahasa ini digunakan untuk menyebutkan nama bahan sebagai pengganti nama barang yang terbuat dari bahan tersebut. Kesepuluh adalah Eufisme adalah gaya bahasa perbandingan yang digunakan untuk menutupi sesuatu yang memalukan atau tidak menyenangkan agar bisa lebih diterima oleh khalayak daripada kenyataan sebenarnya. Kesebelas adalah hiperbola gaya bahasa perbandingan yang digunakan untuk mengungkapkan sesuatu secara berlebihan dengan maksud agar memperoleh efek tertentu. Kedua Belas adalah Alusio adalah gaya bahasa perbandingan yang merujuk secara tidak langsung pada seorang tokoh atau peristiwa pada sebuah karya sastra. Ketiga belas adalah Anatonomasia adalah gaya bahasa perbandingan yang merujuk pada bagian tubuh manusia. Keempat belas adalah Prifase adalah gaya bahasa perbandingan yang merujuk pada sebuah kondisi yang lebih personal penyampaiannya.
Gaya Bahasa Pertentangan adalah gaya bahasa untuk menyampaikan maksud tertentu namun berbeda atau berlawanan dengan kondisi sebenarnya. Gaya bahasa pertentangan ini juga terbagi dalam beberapa jenis, yaitu : Pertama adalah Paradoks, penggunaan gaya bahasa yang seolah-olah berlawanan dengan pendapat umum atau kenyataan/kebenaran yang ada, namun pengungkapan kenyataan tersebut mengandung kebenaran. Kedua adalah Antitesis, gaya bahasa pertentangan ini untuk mengungkapkan gagasan atau pernyataan yang berlawanan namun dalam susunan kata yang sejajar dengan maksud memberi penekanan pada pertentangan pertentangan tersebut. ketiga adalah Okupasi, penggunaan gaya bahasa ini mengandung bantahan, namun tetap diberi penjelasan. Keempat adalah Kontrakdisio Interminis, gaya bahasa pertentangan yang digunakan untuk menyampaikan sesuai yang berlawanan dengan penjelasan sebelumnya yang ada dalam pernyataan atau kalimat sebelumnya.
Gaya Bahasa Sindiran adalah gaya bahasa yang digunakan untuk mengungkapkan perkataan/kalimat dalam bentuk celaan secara tidak langsung. Gaya bahasa ini juga terbagi dalam beberapa jenis di antaranya sebagai berikut : Pertama adalah Ironi, gaya bahasa sindiran ini digunakan untuk menyampaikan suatu maksud atau tujuan dengan menggunakan kata sebaliknya dengan maksud sebagai celaan atau sindiran. Kedua adalah Sinisme, penggunan gaya bahasa sindiran jenis ini untuk mengungkapan suatu celaan yang sifatnya kasar atau mengungkapkan rasa tidak suka yang sangat. Ketiga adalah Sarkasme, gaya bahasa ini lebih parah penggunaannya untuk mengungkapkan kata-kata pedas yang bertujuan untuk menyakiti hati orang lain berupa cemoohan atau ejekan kasar.
Finally, selesai juga pembahasan mengenai penggunaan gaya bahasa, semoga penjelasan ini bisa menambah pengetahuan sesama blogger khususnya, dan khalayak pada umumnya, lebih baik lagi kalau kita bisa mengolah penggunaan gaya bahasa tersebut ke dalam artikel kita. Kalau ada pertanyaan, saran dan kritik asal bukan spam dan tentunya sesuai dengan topik pembahasan. Sampaikan saja di kotak komentar. Tetap semangat nge-Blog guys. See you on my next articles. Bye-bye..
- kalau ada pertanyaan, silakan tulis saja dikotak komentar dibawah, asal bukan spam dan sesuai dengan topik pembahasan.
- the language in this article uses indonesian, if you didn't understand with my language, you can use google translate or any others translator.
Post a Comment for "Blogger Cerdas Pasti Tahu Penggunaan Gaya Bahasa / Majas"
Silakan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan topik pembahasan